Tim Lambesis vokalis As I Lay Dying, pernah sesumbar bahwa band ini tidak pernah mau ikut tren. Dan itu bukan cuma bualan! Bisa dicek dengan mendengarkan keempat rilisan mereka. Mulai dari Beneath The Encoding of Ashes, yang dirilis di tahun 2001, sampai album terbaru mereka yang dikasih judul An Ocean Between Us, yang baru aja keluar, musik mereka terdengar progresif. Bahkan, makin berkarakter. Sound yang dihadirkan juga tak kalah menggelegar. Hasil eksperimen yang pas dengan porsinya, berbuah manis. Band ini jadi semakin dilirik pecinta metal dunia. “Kami tak pernah takut untuk mencoba sesuatu yang berhubungan dengan sound. Dan hal ini selalu bergulir, tiap kali kami masuk studio. Makanya, di setiap lagu As I Lay Dying, sound-nya terdengar beda,” bilang Tim. Yap! Band yang digawangi oleh Tim Lambesis, Jordan Mancino (drum), Josh Gilbert (bas), Nick Hipa (gitar), dan Phil Sgrosso (gitar) sepakat bahwa nggak ada yang namanya patokan untuk musik mereka.“Yang namanya musik, enggak ada patokannya. Semuanya berdasarkan ekspresi masing-masing personilnya. Semua keluar begitu saja,” tambah Tim. Hasilnya, amat menggembirakan. Tim cs. merasa musik yang mereka mainkan jadi terdengar berbeda. Itu jika dibandingkan dengan band metal lain yang sempat manggung bersama. “Musik kami memang eksperimental. Tapi, bukan berarti tanpa batasan. Selama masih masuk dalam koridor metal, masih bisa dimaafkan, ”celetuk Phil. Bukan cuma soal variasi saja yang menarik dari band asli Amerika ini. Ada satu lagi yang justru lebih menarik. Yaitu lirik. Buat sebagian orang, lirik mereka tergolong nyentrik. Banyak unsur spiritual yang diangkat dalam lagu-lagu mereka. Hal ini sempat membuat mereka digelari band metal spiritual. Tapi, sebagai band metal yang sadar harus berkembang, band ini berusaha untuk tidak tampil layaknya band-band metal kristen lain yang banyak mengumbar nasehat. Belakangan, mereka mencoba untuk mengulik masalah-masalah sosial. “Kalau kalian mendengar album terbaru kami, kalian pasti setuju kalo lirik-lirik di album itu tidak preachy. Topik yang kami angkat di album terbaru kami, cakupannya sudah lebih luas,” ujar Jordan.. Kata Jordan ada benarnya. Kalo didengarkan baik-baik, album paling gres yang di produseri oleh gitaris band Killswitch Engage, Adam Dutkiewicz , itu banyak bercerita tentang kehidupan, perjuangan, dan kegagalan. Tambahan lagi, beberapa lagu mereka juga ada yang bercerita tentang hubungan antarmanusia. “Yah, memang tidak semua lirik di album itu bernuansa spiritual. Tapi paling tidak, semua lirik itu ditulis berdasarkan perspektif spiritual. Jadi, unsur spiritualnya bakal tetap terasa kalau direnungkan lebih dalam,” ujar Tim. Sebuah pilihan yang menarik.
|